" Ketika Allah ingin Menghibur Kita Melalui UjianNya …
Bismillah ..
"S
ungguh beruntung seorang Muslim itu, jika diberi ujian
ia bersabar dan jika diberi nikmat ia bersyukur. Pernyataan ini bisa menjadi
obat pelipur lara dikala kita sedang dirundung musibah dan kenikmatan.
Beberapa hari terakhir ini pun aku mengalami apa yang
sudah menjadi ketetapan Allah, sebuah ujian. Ujian mengenai seberapa besar rasa
cintaku padaNya, sebuah ujian tentang tawakal dan kesabaran, sebuah ujian
mengenai selalu berhusnudzon padaNya.
Ya Allah, aku yakin, engkaulah pengatur hidup hamba.
Karena itu, hamba percaya bahwa apapun yang menimpa hamba saat ini adalah
bagian dari rencanaMu yang pasti berbuah kebaikan bagi hamba. Aamiin.
Memberi Semangat, Menghilangkan Kegundahan
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk
mengatasi kegundahan hatinya. Secara pribadi, saya lebih menyenangi cara
mengatasi kesedihan itu dengan mencoba menjadi lebih berguna bagi orang lain.
Salah satunya adalah dengan menyemangati orang lain.
Entahlah, ketika akhirnya bisa membuat orang tersenyum
dan bersemangat, bisa menjadikan diri ini semangat pula. Dan itu yang coba aku
lakukan beberapa hari belakangan ini, saat ujian kehidupan satu-persatu datang
di saat yang hampir bersamaan.
Ingin rasanya mengeluhkan semuanya. Ingin lari dari
semuanya. Namun aku yakin, dibalik segala ujian ini, selalu ada hikmah dan
kebaikan yang bisa kita ambil.
Untuk membagi semangat itu, nih saya bagi beberapa
nasehat dari ayat al Qur’an, hadits dan perkataan ulama yang semoga bisa
menghibur setiap orang yang sedang mengalami musibah.
Semakin Kuat Iman, Memang Akan Semakin Terus Diuji
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya,
ia berkata,
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat
ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya
lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya
begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah,
maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa
akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih
dari dosa.”[3]
Musibah Terasa Ringan dengan Mengingat Penderitaan
yang Dialami Orang Sholih
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum
muslimin.”[1]
Dalam lafazh yang lain disebutkan.
“Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah,
maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia akan merasa ringan menghadapi musibah
tersebut.”[2] Ternyata, musibah orang yang lebih sholih dari kita
memang lebih berat dari yang kita alami. Sudah seharusnya kita tidak terus
larut dalam kesedihan.
Di Balik Musibah, Pasti Ada Jalan Keluar
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 6)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan,
“Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq)
yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya,
akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[4]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[5]
Merealisasikan Iman adalah dengan Bersabar
‘Ali bin Abi Tholib mengatakan,
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad
manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika
seseorang tidak memiliki kesabaran.”[6]
Musibah Awalnya Saja Terasa Sulit, Namun Jika Bersabar
akan Semakin Mudah
Hudzaifah ibnul Yaman mengatakan,
“Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu
melainkan dari yang kecil hingga yang besar kecuali musibah. Adapun musibah,
Allah menciptakannya dari keadaan besar kemudian akan menjadi kecil.”[7] Allah menciptakan segala sesuatu, misalkan dalam penciptaan manusia
melalui tahapan dari kecil hingga beranjak dewasa (besar) semacam dalam firman
Allah,
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian
dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua.” (QS. Ghofir:
67)
Namun untuk musibah tidaklah demikian. Musibah datang
dalam keadaan besar, yakni terasa berat. Akan tetapi, lambat laut akan menjadi
ringan jika seseorang mau bersabar.
Bersabarlah Di Awal Musibah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal
ditimpa musibah.”[8] Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya
bukanlah ketika telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.
Pahala Orang yang Mau Bersabar Tanpa Batas
Ingatlah janji Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi
mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i
mengatakan bahwa ganjarannya tidak bisa ditakar dan ditimbang. Ibnu Juraij
mengatakan bahwa pahala bagi orang yang bersabar tidak bisa dihitung sama
sekali, akan tetapi ia akan diberi tambahan dari itu. Maksudnya, pahala mereka
tak terhingga. Sedangkan As Sudi mengatakan bahwa balasan bagi orang yang
bersabar adalah surga.[9]
Akan Mendapatkan Ganti yang Lebih Baik
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah
lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii
fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah
dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang
menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan
memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”
Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun
memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[10]
Do’a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya
diucapkan oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah dan sudah seharusnya ia
pahami. Insya Allah, dengan ini ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik.
Semoga yang mendapati musibah semakin ringan
menghadapinya dengan sedikit hiburan ini. Semoga kita selalu dianugerahi
kesabaran dari Allah Ta’ala.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadi sempurna. Dan atas izinNya pulalah, segala kesedihan akan
terhapuskan dengan mudah.
Teringat perkataan seorang teman, sehabis mendung dan
hujan yang lebat, selalu ada pelangi yang indah menanti. So, tetap ceria ya
bagi siapapun yg sedang sedih. Insya Allah, Allah pasti bantu. Allah sangat
sayang sama hambaNya.
Semangat !!!
Referensi :
[1] Shahih Al Jami’, 5459, dari Al Qosim bin Muhammad. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih. [2] Disebutkan dalam Bahjatul Majalis wa
Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal. 249, Mawqi’ Al Waroq. [3] HR. Tirmidzi
no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al
Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits
ini shahih. [4] Taisir Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di,
hal. 929, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H [5] HR. Ahmad no.
2804. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih. [6]
Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, hal. 250. [7] Idem. [8] HR. Bukhari no.
1283, dari Anas bin Malik. [9] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir,
7/89, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H. [10] HR. Muslim no. 918.
Sumber : www.muslim.or.id, dengan beberapa penambahan.